Tuesday, October 20, 2009

Besi


Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:

"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)

Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting. selengkapnya . . . .

Sunday, October 18, 2009

Magnet


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
selengkapnya . . . .

Saturday, October 17, 2009

Mohammad Nuh Jadi Mendiknas


CIKEAS, KOMPAS.com — Mohammad Nuh adalah calon menteri yang datang berikutnya setelah Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi (mendagri) dan Menkeu Sri Mulyani Indrawati, yang akan tetap di posisi tersebut.

Nuh datang pada pukul 12.20 WIB ke rumah pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Indah Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/10) siang.

Mohammad Nuh yang sebelumnya menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika direncanakan menggantikan Bambang Sudibyo sebagai menteri pendidikan nasional.

Mohammad Nuh munurut jadwal akan dipanggil Presiden Yudhoyono setelah istirahat makan siang.

Laporan wartawan KOMPAS Suhartono

Monday, October 12, 2009

KAPASITOR (KONDENSATOR)


Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.SELENGKAPNYA

Sunday, October 11, 2009

Listrik Statik



Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa rambut lurus dapat terangkat seperti itu?

Friday, October 09, 2009

Medan Listrik


Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik, seperti elektron, ion, atau proton, dalam ruangan yang di sekitarnya. Medan listrik memiliki satuan N/C atau dibaca newton/coulomb. Medan listrik umumnya dipelajari dalam fisika dan bidang-bidang terkait. Secara tak langsung bidang elektronika telah memanfaatkan medan listrik dalam kawat konduktor (kabel). selengkapnya . . . .

Thursday, October 08, 2009

Berita Duka


Innalillahi wainnalillahi roojiun !!!

MGMP Fisika SMA Kabupaten Sukabumi merasa kehilangan dengan telah berpulangnya salah seorang Guru Fisika (SMA Negeri 1 Cicurug) kebanggaan Kabupaten Sukabumi, yaitu Bapak JUHARA BRATANATA, S. Pd. Semoga semua amal ibadahnya diterima Allah SWT dan ditempatkan di tempat yang layak, begitu pula kepada seluruh keluarga, kerabat dan handai tolan beliau diberikan kekuatan dan ketabahan oleh Allah SWT. amiiin

Kami keluarga besar MGMP Fisika SMA Kabupaten Sukabumi turut berduka cita dan mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya.


Sukabumi, Jum'at 20 Syawal 1430 H
Atas nama MGMP Fisika SMA Kabupaten Sukabumi
Ketua


Hien Solihin Megantara, S. Pd

Monday, October 05, 2009

Gelombang pada Tali

Interferensi Gelombang Cahaya

Gaya Elektrostatik (Gaya Coulomb)

Serangan Matahari

Awas, Serangan Matahari Terhadap Bumi Komunikasi Bisa Mati
Matahari menyerang bumi dengan badai geomagnetik

Minggu, 20 September 2009 | 22:43 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Matahari bisa menyerang Bumi dengan angin kuat, yang dapat mengganggu komunikasi, penerbangan dan saluran listrik bahkan ketika Matahari berada dalam tahap tenang di lingkaran 11-tahunnya.

Beberapa pengamat sejak lama telah menggunakan jumlah titik surya di permukaan Matahari untuk mengukur kegiatannya. Jumlah titik Matahari mencapai puncak pada apa yang disebut maksimum surya, kemudian turun untuk mencapai minimum selama satu lingkaran.

Pada puncaknya, lidah api surya yang sangat kuat dan badai geomagnetik menyemburkan sangat banyak energi ke antariksa, menggilas ladang magnetik yang melindungi Bumi, merontokkan satelit, mengganggu komunikasi dan mengakibatkan pancaran cahaya warna-warni.

Namun para ilmuwan di National Center for Atmospheric Research di Amerika Serikat dan University of Michigan mendapati bahwa Bumi dibombardir dengan angin surya secara gencar tahun lalu kendati Matahari berada pada tahap yang sangat tenang.

"Matahari terus mengejutkan kita. Angin surya dapat menghantam Bumi seperti selang pemadam, bahkan ketika jelas-jelas tak ada bintik surya," kata Sarah Gibson dari High Altitute Observatory di pusat itu dan pemimpin penulis studi tersebut.

Para ilmuwan sebelumnya mengira sebagian besar arus energi tersebut hilang saat lingkaran surya mendekati minimum.

Gibson dan timnya, yang juga meliputi para ilmuwan dari NOAA dan NASA, membandingkan pengukuran dari jeda minimum surya saat ini, yang diambil pada 2008, dengan pengukuran minimum terakhir surya pada 1996.

Penelitian itu, yang disiarkan di dalam Journal of Geophysical Research, terbitan paling akhir, mendapati kelaziman arus berkecepatan tinggi selama minimum surya pada 2008 tampaknya berkaitan dengan tatanan Matahari saat ini.

Saat jumlah bintik surya berkurang selama beberapa tahun belakangan ini, banyak lubang besar terbentuk di permukaan Matahari di dekat garis tengahnya.

Arus berkecepatan tinggi yang berhembus dari lubang itu menelan Bumi selama 55 persen masa studi pada 2008, dibandingkan dengan 31 persen pada masa studi 1996. Satu arus partikel yang terpancar dapat berlangsung selama 7 sampai 10 hari.

"Pengamatan baru dari tahun lalu mengubah pemahaman kami mengenai betapa jeda tenang surya mempengaruhi Bumi dan bagaimana serta mengapa ini mungkin mengubah dari satu lingkaran ke lingkaran lain," kata penulis bersama studi itu Janet Kozyra dari University of Michigan.


BNJ
Sumber : Antara
http://m.kompas.com di mana saja melalui ponsel, Blackberry, iPhone, atau Windows Mobile Phone Anda

Fears of Disease after More Bodies Found

Fears of Disease after More Bodies Found
Indonesian villagers cover their faces as rescue volunteers retrieve bodies from the ground in an area severely hit by landslides following last Wednesday's earthquake in the Sumatran Island village of Jumanak, in Padang Pariaman, Sunday, Oct. 4, 2009. Officials said hundreds of people were buried and presumed dead in the hillside villages in Padang Pariaman district on the western coast of Sumatra island following the 7.6 magnitude earthquake last week.
Monday, 5 October 2009 | 6:37 AM

KOMPAS.com - On Sunday, people were still digging at the landslide sites with wooden hoes, but the chances of finding anyone alive beneath the wet, compacted red earth appeared hopeless. For the survivors, aid was still urgently needed.

“We haven’t had any food except instant noodles for four days. There are lots of injured and we need medical help,” said Hery, an official in Sungai Limau. A noticeboard by his office listed the names of the dead, with ages ranging from one to 95.

Indonesia’s health minister, Siti Fadillah Supari, said the government estimated the death toll could reach 3,000, adding that disease was becoming a concern, especially in Padang city, where a pervading stench of decomposing bodies hangs over the ruined buildings.

“We are trying to recover people from the debris, dead or alive. We are trying to help survivors to stay alive. We are now focusing on minimising post-quake deaths,” she said.

Workers were due to begin spraying the wreckage with disinfectant, while at a public cemetery in Padang a pit had
been dug where 11 unidentified bodies retrieved from the ruined Ambacang Hotel were due to be buried on Monday.

The hotel, a Dutch colonial-era landmark, had been the focus of a huge rescue operation involving international teams with sniffer dogs, but by Sunday no one had been found alive.

Indonesia’s disaster agency said 20,000 buildings had been damaged in the quake, with most government offices destroyed. “Such widespread infrastructure damage will make it hard for the city to bounce back,” said Eko Suhadi, spokesman for the Indonesian Red Cross.

Padang lies on one of the most active faultlines in the world, but a geologist said the city had been ill-prepared and remained at risk of being wiped out in the next decade by a more powerful earthquake.

“I think Padang is totally unprepared. Generally, the existing structures are not designed to be quake-proof and that’s why the devastation is so great,” said Danny Hilman Natawidjaja from the Indonesian Science Institute.



Sumber : Reuters
http://m.kompas.com di mana saja melalui ponsel, Blackberry, iPhone, atau Windows Mobile Phone Anda

Saturday, October 03, 2009

Ayat-ayat Allah dalam gempa di Padang, Subhanallah !


Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52. Adalah ketetapan Allah Swt jika bencana ini bertepatan dengan beberapa momentum besar bangsa Indonesia, dulu dan sekarang: Pertama, tanggal 1 Oktober merupakan hari pelantikan anggota DPR dan DPD periode 2009-2014 yang menuai kontroversi. Acara seremonial yang sebenarnya bisa dilaksanakan dengan amat sederhana itu ternyata memboroskan uang rakyat lebih dari 70 miliar rupiah. Hal ini dilakukan di tengah berbagai musibah yang mengguncang bangsa ini. Dan kenyataan ini membuktikan jika para pejabat itu tidak memiliki empati sama sekali terhadap nasib rakyat yang kian hari kian susah. Bukan mustahil, banyak kaum mustadh�afin yang berdoa kepada Allah Swt agar menunjukkan kebesaran-Nya kepada para pejabat negara ini agar mau bersikap amanah dan tidak bertindak bagaikan segerombolan perampok terhadap uang umat.. baca selengkapnya...

Thursday, October 01, 2009

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Menara transmisi listrik

SUTET adalah singkatan dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dengan kekuatan 500 kV yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien.

Berbagai macam kekhawatiran muncul akan dampak SUTET terhadap kesehatan bagi penduduk yang tinggal di wilayah yang dilewati jalur SUTET.

[sunting] Penelitian dan dampak

  • Hasil penelitian yang sangat mempengaruhi pandangan masyarakat dunia tentang hubungan kanker otak pada anak dengan paparan medan elektromagnetik adalah hasil penelitian Wertheimer dan Leper tahun 1979, yang sempat menggoncangkan dunia karena risiko negatif yang dilaporkannya. Sejak penelitian tersebut, berbagai studi epidemiologi dan laboratorium lainnya dilakukan sebagai replikasi dan eskpansi penelitian Wertheimer di berbagai negara. Namun hasil yang didapat justru beragam, bahkan sebagian besar bersifat kontradiktif. Dilaporkan, studi Feyching dan Ahlboum, 1993, meta analisisnya merupakan penelitian yang mendukung hasil Wertheimer, sedangkan studi National Cancer Institute (NCI) tahun 1997 di Amerika Serikat, studi Kanada 1999, studi Inggris 1999-2000 dan studi Selandia Baru menemukan hasil yang tidak mendukung Wertheimer.
  • Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Gerald Draper dan koleganya dari Chilhood Cancer Research Group di Oxford University dan Dr. John Swanson, penasehat sains di National Grid Transco, menemukan bahwa anak-anak yang tinggal kurang dari 200 meter dari jalur tegangan tinggi, saat dilahirkan memiliki resiko menderita leukimia sebesar 70 persen daripada yang tinggal dari jarak 600 meter atau lebih. Ditemukan lima kali lipat lebih besar kasus leukimia pada bayi yang dilahirkan di daerah sekitar SUTET atau sebesar 400 dalam setahun dari 1 persen jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Secara keseluruhan, anak-anak yang hidupnya dalam radius 200 meter dari tiang tegangan tinggi sekitar 70 persen diantaranya terkena leukimia dan yang hidup antara 200-600 meter sekitar 20 persen dibandingkan dengan yang tinggal lebih dari 600 meter. Walaupun demikian, peningkatan resiko leukemia masih ditemukan pada jarak dimana besar medan listrik bernilai di bawah kondisi di dalam rumah, sehingga disimpulkan bahwa peningkatan resiko leukemia tidak diakibatkan oleh medan listrik atau medan magnet yang diakibatkan oleh SUTET [1]
  • Berdasarkan hasil penelitian Dr. dr. Anies, M.Kes. PKK, pada penduduk di bawah SUTET 500 kV di Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Tegal (2004) menunjukkan bahwa besar risiko electrical sensitivity pada penduduk yang bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV adalah 5,8 kali lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pajanan medan elektromagnetik yang berasal dari SUTET 500 kV berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pada penduduk, yaitu sekumpulan gejala hipersensitivitas yang dikenal dengan electrical sensitivity berupa keluhan sakit kepala (headache), pening (dizziness), dan keletihan menahun (chronic fatigue syndrome). Hasil penemuan Anies menyimpulkan bahwa ketiga gejala tersebut dapat dialami sekaligus oleh seseorang, sehingga penemuan baru ini diwacanakan sebagai "Trias Anies".
  • Corrie Wawolumaya dari Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pernah melakukan penelitian terhadap pemukiman di sekitar SUTET. Hasilnya tidak ditemukan hubungan antara kanker leukemia dan SUTET [2]
  • John Moulder mencoba menarik kesimpulan dari ratusan penelitian tentang dampak SUTET terhadap kesehatan. Moulder menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara medan tegangan listrik dan kesehatan manusia (termasuk kanker). Walaupun demikian medan tegangan listrik belum bisa dibuktikan benar-benar aman. Selain itu disepakati juga bahwa jika ada bahaya kesehatan terhadap manusia, maka itu hanya terjadi pada sebagian kecil kelompok [3].
  • WHO berkesimpulan bahwa tidak banyak pengaruh yang ditimbulkan oleh medan listrik sampai 20 kV/m pada manusia dan medan listrik sampai 100 kV/m tidak mempengaruhi kesehatan hewan percobaan. Selain itu, percobaan beberapa sukarelawan pada medan magnet 5 mT hanya memiliki sedikit efek pada hasil uji klinis dan fisik [4]