Friday, September 25, 2009

Naik Kereta Api tut . . . tut . . . . tuuuuuuuuuut


Masih seperti yang dulu !

Kata di atas yang seperti sederet bait lagu Dian Pisesha tahun 80 an, memang menggambarkan apa adanya kondisi transfortasi publik milik PTKAI untuk pemberangkatan dari Bogor menuju Sukabumi.
Gila beneeer !!! Ga nyangka ga dinyana saya bersama keluarga akan mengalami pengalaman buruk seperti itu, bayangannya sih akan nyaman dan mengasyikan ketika saya bersama keluarga sepulang menghadiri reunian D-III FMIPA IPB Angkatan '85 semua jurusan di Kebun Raya Bogor pada tanggal 25 September 2009.
Setelah melepas kangen selama 21 tahun ga pernah ketemuan, pukul 15.00 acarapun selesai. Karena saya beserta keluarga sudah sepakat ingin membuktikan kenyamanan perjalan pulang dengan kereta api, yang kata orang mulai tahun 2009 pelayanan jasa transfortasi milik PTKAI untuk tujuan Bogor-Sukabumi sudah sangat berubah dibanding dulu, tempat duduk yang desain baru, penumpang ga pernah berjejal ga pakai penumpang gelap dll informasi yang saya terima ba angin surga, yang menggelitik rasa keinginan saya beserta keluarga untuk menikmatinya.
Tapi angin sorga itu kenyataannya bak angin puting beliung, penumpang penuh berdesak-desakan, tempat duduk yang sempit, pengap, bunyi berisik rel yang bikin telinga sakit, tempat naik penumpang ga ada tangganya, dan lain sebagainya yang kondisi nyatanya sama saja seperti pelayanan PTKAI yang dulu dulu.
Entah dimana letak kesalahannya yang pasti layanan jasa transfortasi publik milik PTKAI untuk perjalanan Bogor-Sukabumi sama seperti yang dulu . . . .
Tidak salah kalo ada survey yang menyatakan bahwa layanan jasa transfortasi publik di negeri ini jauh dari kata nyaman dan aman bahkan paling buruk di kawasan Asia Tenggara. Bila dibandingkan dengan negara lain, contohnya seperti layanan jasa MRT (monorel) milik Malaysia dan Singapore, layanan PT Kereta Api Indonesia kita harus banyak berguru untuk semua dan bebagai, hal mulai dari Manajemen Perusahaan, Pemeliharaan Sarana Prasarana sampai Penjualan Tiket yang operload harus segera dibenahi, kalo ingin PTKAI tetap dicintai dan diminati calon penumpangnya.

Waspadalah . . . waspadalah . . . .!!!
Ketidaknyaman bukan karena ada niat PTKAI
tapi ada kenyataan . . . .

Jangan sampai pengalaman saya akan dialami oleh yang lain terutama yang bawa anak balita, angin sorga yang didamba, angin puyuh yang ditempuh . . . .

25 September 2009

0 komentar: